Apakah tulisan ini bermanfaat bagi anda?

Minggu, 06 Maret 2011

Cara Mudah Menanam Jelutung Rawa

1. PEMBIBITAN

 Jelutung rawa berbuah setiap tahun, mulai berbunga pada bulan November-Desember dan buah telah matang (dapat dipanen) bulan Mei-Juni (tergantung musim). Masa simpan benih pendek yakni 1 - 2 bulan maka sebaiknya setelah dipanen benih langsung dikecambahkan. Benih yang baik akan mul;ai berkecambah setelah 1 minggu penyemaian  kemudian akan tumbuh sepasang kotiledon, pada saat ini kecambah sudah bisa dipindahkan ke polybag. Pada fase ini perlu kehati-hatian dan harus orang yang berpengalaman karena batang kecambah lunak dan mudah patah. Setelah bibit berumur 8 - 10 bulan maka bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan. Kriteria bibit sudah siap tanam : Tinggi antara 35 - 50 cm, diameter batang 0,5 - 0,7 cm, jumklah daun 8 - 12 helai, bentuk batang lurus, bentuk batang lurus dan terbebas dari serangan hama dan penyakit.

2. PENYIAPAN LAHAN
Penyipan lahan cukup dilakukan dengan membuat jalur tanaman selebar 1 - 1,5 m karena tanaman jelutung muda masih butuh naungan, pembersihan lahan dapat dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan herbisida. Dalam penyiapan lahan sebaiknya didesai dengan emmbuat sekat bakar yang berfungsi sebagai pelindung tanaman dari bahaya kebakaran lahan.

3. PENANAMAN
Tan. Jelutung disela-sela Kelapa


  • Untuk penanaman murni maupun rehabilitasi kawasan hutan jarak tanam yang dianjurkan adalah 4 x 5 m atau 5 x 5 m. Pada umur 5 tahun dapat dilakukan penjarangan sehingga jarak tanamnya menjadi 8 x 8 atau 8 x 10 m. Tapi alangkah baiknya tidak dilakukan penjarangan karena sayang lho kalau ditebang...
  • Bagi yang memiliki lahan terbatas dan sudah terlanjur ditanami tanaman kopi, kelapa sawit dan atau kelapa dalam jangan khawatir masih bisa ditanami jelutung dengan sistem tumpang sari. Jarak tanam disesuaikan dengan jarak tanam tanaman pokok, pola tanamnya diagonal (mata lima) seperti mata dadu lima, kayu jelutungnya ditanam ditengah-tengah tanaman pokok. Untuk penanam di sela-sela tanaman sawit dianjurkan umur kelapa sawit di atas 5 tahun, dengan asumsi bahwa masa produkstif kelapa sawit di lahan gambut 5 - 15 tahun, jadi pada saat kelapa sawit berumur 15 tahun tanaman jelutung sudah berumur 10 tahun, sehingga produksi kelapa sawit mulai berkurang pohon jelutung sudah bisa di sadap.
4.  PEMELIHARAAN
  • Untuk penanaman murni pemeliharaan yang paling penting adalah pada tahun ke-1 setelah tanam, berupa penyiangan, pendangiran, penyulaman, pemupukan (jika ada modal) dan pemberantasan hama dan penyakit (jika diperlukan).
  • Sedangkan pemeliharaan tanaman jelutung yang ditanam disela-sela tanaman perkebunan (tumpang sari) pemeliharaan relativ lebih mudah, karena komponen pemeliharaan sudah menjadi satu dengan pemeliharaan tanaman pokok.
5. PEMANENAN
  1. Penyadapan Getah Jelutung : Penyada[pan getah jelutung yang terbaik dilakukan pada pohon dengan diameter di atas 25 cm atau pohon sudah berumur 10 tahun ka-atas, periode sadap 2 hari sekali dengan sudut sadap 45o memberikan hasil getah rata-rata dalam sekali sadapy 0,36 kg/bt/sekali sadap.
  2. Kayu : Pemanenan kayu jelutung dapat dilakukan pada umur 30 tahun ke atas atau diameter batang kurang lebih 45 cm. Dengan kelangkaan bahan dasar kayu harga pasaran kayu jelutung saat ini cukupm menjanjikan, bayangkan saja harga pada sepuluh tahun mendatang.....

Kamis, 03 Maret 2011

"PENANAMAN JELUTUNG SOLUSI KONSERVASI DILAHAN RAWA GAMBUT"

Pohon Jelutung disela-sela Sawit umur 1,3 thn.
Dalam dekade terakhir terjadi pergeseran pemikiran tenatng pengelolaan hutan yang selama ini kurang mengikutsertakan masyarakat di sekitar maupun masyarakat yeng terlanjur bermukim didalam kawasan hutan telah direformasi kedalam pola pengelolaan hutan bersama masyarat
Pola pemanfaatan lahan yang kurang optimal dan tidak sesuai dengan tata ruang wilayah, mengabaikan kaidah-kaidah konservasi dan kelestarian serta penerapan teknologi yang kurang tepat  kemudian diperparah dengan kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat terutama untuk pemenuhan sarana pemukiman, budidaya pertanian, perkebunan di indikasi sebagai faktor penyebab lajunya tingkat kerusakan hutan di Indonesia.
Melirik pada dampak kerusakan hutan yang semakin mengkhawatirkan, maka perlu adanya upaya perbaikan dengan rehabilitasi baik didalam maupun diluar kawasan hutan. Dengan tetap mengacu pada aspek konsevasi, ekologis, ekonomis serta penerapan teknolgi, pola dan pengaturan yang tepat. Beberapa jenis komoditi   tanaman kehutanan yang dapat digunakan untuk merehabilitasi pada lahan rawa gemabut adalah Jelutung rawa (Dyera lowii), jenis meranti (Shorea, sp), Pulai dan Rawin (Tetramerista bacanus) dll. 
Dalam pemilihan jenis  tanaman kehutanan untuk kegiatan rehabilitasi, perlu dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
  1. Bibit tanaman mudah didapat dan mudah dibudidayakan.
  2. Jenis tanaman yang akan dibudidayakan sesuai dengan kondisi alam tempat tumbuhnya.
  3. Mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
  4. Sudah dikenal oleh masyarakat.
  5. Dapat dijadkan tanaman konservasi.
  6. Mampu menyerap CO2 dan mengurangi laju pemanasan global.
  Dari bertimbangan di atas serta hasil kunjungan dibeberapa petani khususnya dalam Wilayah Kab. Tanjung Jabung Barat masyarakat sangat antusias untk membudidayakan tanaman jelutung dengan alasan :
  1. Tanaman jelutung rawa sangat cocok tumbuh dan berkembang dilahan gambut yang selalu tergenang dan tergenang berkala.
  2. Pertumbuhan riap jelutung pada lahan gambut dapat mencapai 2 - 3 cm/thn, dengan pertumbuhan tinggi antara 1,5 - 2 m/thn.
  3. Pada umur 8 tahun jelutung dapat disadap getahnya dengan hasil rata-rata 0,3 kg/btg/sekali sadap dan dalam 1 bulan dapat disadap minimal 10 kali.
  4. Disanping hasil gatah dapat menghasilkan kayu.
  5. Umur tanaman jelutung dapat mencapai 70 tahun sehingga cocok untuk tanaman konservasi.
  6. Harga getah jelutung cukup menjanjikan dan diatas rata-rata harga getah karet
  7. Tanaman jelutung dapat dibudidayakan dengan sistem tumpang sari.
Harapan dari hal tersebut di atas adalah untuk dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjaga kelestarian dan keberadaan hutan serta terciptanya ekosistem yang seimbang.  

Meski dalam beberapa hal masih banyak menemui kendala terutama  masih tingginya harga benih jelutung ditingkat penangkar.